Langsung ke konten utama

CARA PEMUPUKAN YANG EFEKTIF DAN EFISIEN PADA KELAPA SAWIT

Pemupukan merupakan faktor yang penting untuk menunjang pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Dosis dan takaran dalam pemupukan pada masing-masing tanaman berbeda, tergantung jumlah nutrisi yang dibutuhkan pada tanaman tersebut. Pada dasarnya setiap tanaman memerlukan perlakuan yang khusus dalam hal pemupukan. Tujuan dari pemupukan itu sendiri adalah memberikan asupan makanan pada tanaman untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

Pemupukan pada tanaman perkebunan merupakan usaha untuk menambah unsur hara yang efektif dan berimbang secara langsung atau tidak langsung diberikan kepada tanaman guna mencapai (TBS) Tandan Buah Segar. Salah satu tanaman perkebunan yang memerlukan pemupukan secara rutin, cukup, dan berimbang yaitu tanaman kelapa sawit. Tanaman ini membutuhkan proses pemupukan yang baik, karena unsur hara yang tersedia didalam tanah semakin berkurang. Hal itu dikarenakan kemampuan kelapa sawit dalam mengabsorbsi unsur hara sangat rendah. 

Akibatnya pada tandan buah segar (TBS) mengalami penurunan pertumbuhan dan produksi tanaman. Disisi lain, pengaruh cuaca dan gulma mengakibatkan pupuk menguap ke udara. Sehingga jumlah pupuk yang tersedia di dalam tanah pada pohon kelapa sawit sedikit demi sedikit mengalami penurunan.

Teknik pemupukan diharapkan mampu memaksimalkan penyerapan nutrisi di dalam tanah dengan mengoptimalkan pertumbuhan dan produksi yang nyata pada tanaman sawit. Sebaliknya, teknik pemupukan yang tidak baik dapat merusak dan menambah biaya pengeluaran yang lebih banyak. 

mertani_prosespemupukan 

Teknik kegiatan yang mendukung keberhasilan pemupukan dan pra pemupukan yaitu :


1. Pembersihan piringan dan buka piringan

Merupakan kegiatan membersihkan gulma dan kayu dibawah tajuk tanaman. Proses ini dimaksudkan untuk smenghindari persaingan unsur hara dan sanitasi dari pupuk yang diberikan.

2. Pembuatan pasar panen

Pembuatan pasar panen yaitu pembuatan jalan diantara beberapa jejer tanaman sawit untuk memudahkan penebaran pupuk yang akan diaplikasikan pada tanaman.

3. Pembersihan gawangan mati

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, untuk menjaga agar jumlah unsur hara yang ada ditanah tidak berkurang, maka perebut unsur hara seperti gulma dan beberapa tanaman jenis polong-polongan yang menjulur di pohon sawit harus dibersihkan. Setelah semua persiapan pra pemupukan selesai, tahap selanjutnya adalah tips pemupukan yang baik dan benar. Keefektifan dan efisiensi pemupukan ditentukan oleh pengelolaan pemupukan yang tepat.

Pemupukan yang efektif dan efisien mengacu pada konsep 4T yaitu: tepat jenis, tepat dosis, tepat tempat,dan tepat cara. Dasar pertimbangan yang digunakan dalam penentuan jenis pupuk antara lain: umur tanaman, gejala defisiensi hara, kondisi lahan dan harga pupuk.

1. Tepat Jenis

Pupuk yang diaplikasikan harus sesuai jenisnya. Pada tanaman sawit, pupuk yang digunakan yaitu Borate, TSP/SP/RP, Urea/Za, Dolomite/Kieserite, dan MOP/KCL.

2. Tepat Dosis

Dosis yang diberikan kepada tanaman kelapa sawit harus sesuai dengan kebutuhan dan umur tanamannya.

3. Tepat Tempat

Tempat yang paling baik digunakan yaitu piringan dan gawangan yang sudah dibersihkn dari kotoran termasuk gulma yang berbahaya.

4. Tepat Cara

Pengaplikasian pupuk di tanaman sawit harus sesuai dengan prosedur dan cara yang tepat.

Pemupukan juga tergantung terhadap iklim meliputi curah hujan yang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi waktu aplikasi pemupukan. 

Selain iklim curah hujan, masih ada hal-hal lain yang perlu diperhatikan yaitu cara penaburan pupuk yang benar. Cara penaburan pupuk pada intinya diaplikasikan di daerah perakaran yang dominan menyerap hara. Cara dan tempat penaburan pupuk yang diaplikasikan berpengaruh terhadap persentasi pupuk yang diserap oleh tanaman.


Referensi

Hendarto, K. (2020, Oktober Sabtu). Materi Lokalita. Retrieved from Cyber Extention: http://cybex.pertanian.go.id/artikel/94982/teknik-pemupukan-kelapa-sawit-/

Panggabean, S. M., & Purwono. (2017). Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Pelantaran Agro Estate,. Bul. Agrohorti 5 (3), 316-324.



 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENALI DEFISIENSI HARA PADA TANAMAN SAWIT

Pada dasarnya tanaman sawit rentan kekurangan nutrisi karena tidak terserapnya unsur hara dari tanah karena kondisi lingkungan perkebunan seperti genangan air, erosi tanah, atau persaingan dengan gulma.  Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri defisiensi unsur hara pada tanaman sawit: A. Defisiensi Nitrogen (N) – Hara penentu pertumbuhan Defisiensi sering terjadi karena ketersediaan N dalam tanah yang rendah serta tumbuhnya gulma di sekitar tanaman. – Helai daun berubah jadi hijau muda, hingga kekuning-kuningan dan pada kasus yang parah akan menggulung dan mati. – Tulang daun dan pelepah daun berubah menjadi kuning cerah/oranye. B. Defisiensi Fosfor (P) – Hara penentu batang & akar yang kuat Defisiensi sering terjadi karena pH tanah yang asam serta top soil yang tererosi. – Tanaman tumbuh kerdil, pelepah memendek dan pertumbuhan batang meruncing di atas (seperti piramid). – Munculnya gulma dan alang-alang (yang berwarna ungu) di sekit...